Kamis, 16 Mei 2019

Pengetahuan Suci


Penulis : Syah Waliyullah ad-Dahlawi


“Setiap mistikus telah menafsirkan hakikat sesuai dengan kapasitasnya, dan bahwa tepatnya perbedaan mendasar dalam kapasitasnya inilah yang telah menyebabkan perbedaan-perbedaan dalam penafsiran mereka.” (Syah Waliyullah ad-Dahlawi)

Buku ditangan pembaca ini, menduduki posisi sangat tinggi dalam literature Sufi, yang berkenaan dengan dimensi-dimensi ruhani mistisisme, dan menyajikan sebuah pembahasan mendetil tentang kemampuan-kemampuan tersembunyi manusia, yang memancarkan cahaya yang luas terhadap persoalan-persoalan intuisi ekstatis dan penyingkapan mistis.
Syah Waliyullah menyajikan agama dalam bentuknya yang otentik – sebagaimana agama itu telah ada selama di abad pertama era Islam – dan membuang semua tambahan (Bid’ah) yang tidak perlu dan menyimpang dari masa-masa sesudahnya.



Kamis, 22 Februari 2018

Insan Kamil Al- jili - terjemahan

Insan Kamil Al Jili
Terjemah Kitab Insan Kamil Karya Syeikh Abdul Karim ibnu Ibrahim Al Jaili

Insan Kamil dengan menjadikan "manusia" (mikro - kosmos) sebagai fokus kajian, utamanya Rasulullah Muhammad SAW sebagai inti pembahasan dan icon kesempurnaan - karya "Insan Kamil fi Ma'rifah al Awahir wa al Awa'il" ini adalah lmerupakan buah pemikiran asy Syeikh Abdul Karim Ibnu Ibrahim al Jaili, seorang cerdik cendekia muslim agung kelahiran al Jailan distrik di kota Baghdad (Irak). Yang hidup antara Tahun 767 H - 832 H atau Tahun 1366 M - 1430 M. Al Jaili merupakan anak keturunan keluarga sufi agung Syaikh Abdul Qodir al Jailani.

Al Jaili mengistilahkan citra global dengan 'alam kabir' (makro - kosmos) sedang manusia disebut 'alam shaghir' (mikro -kosmos). Dengan demikian sejatinya "manusia sempurna" adalah cerminan manifestasi al Haq pada Maujudaat (segala wujud) dan insan kamil itulah sejatinya citra lahir al Haq di alam realitas ini. Untuk mema'rifahi hakekat segala sesuatu itu menurut al Jaili hanya bisa dilakukan dengan jalan mukasyafah (pengetahuan intuitif), bukan dengan logika.

Al Jaili membagi wujud dengan wujud murni, yaitu inti (dzat) Allah Jallah jalaalah, dan wujud mulhaq bil Adam (suplemen dari ketiadaan) yaitu inti (dzat)-Nya ghoib ai ghoib (gaib dalam kegaiban). Tidak bisa dilihat dengan mata kasat, dinalar logika, dijangkau daya persepsi, namun bisa dilihat melalui tajalli-Nya pada segenap maujudaat (segala wujud), sedangkan untuk mengetahui hakekat ma'rifatnya hanya dengan pengetahuan intuitif (kasyf). untuk informasi lebih detail, silakan berkunjung di galeribukucom

Rabu, 25 Oktober 2017

Menyatu Diri dengan Ilahi







Penulis KH. Muhammad Sholikhin

Syaikh Abd al-Qadir al-Jailani merupakan sosok wali dan ulama yang sangat popular bagi masyarakat Indonesia. Ia salah satu tokoh besar dan berpengaruh di kalangan Islam-Jawa penganut aliran tasawuf tarekat.

Banyak karya-karya al-Jailani mempengaruhi konsep filsafat Syekh Siti Jenar, antara lain: Sirr al-Asrar dan Futuh al-Ghaib. Di mana, Syekh Siti Jenar kemudian menformulasikannya dalam konsep ajaran Manunggaling Kawula-Gusti—yang hingga saat ini masih kontroversi. Pada dua karya tersebut, al-Jailani menceritakan pengalaman spiritualnya yang puncak ekstasenya sampai pada tahapan haqiqat al-haqa iq, liqa illah (menyatu diri dengan Allah).

Lantas, bagaimana konsep menyatu diri dengan Ilahi ala Syaikh Abd al-Qadir al-Jailani? Siapa sosok ulama besar itu sesungguhnya? 

Senin, 21 Agustus 2017

Quantum Qalbu 2 (Qutul Qulub)

Quantum Qalbu
buku ini nerupakan terjemahan Qutul Qulub karya Abu Thalib Al Makky



Buku Kedua antara lain tentang: Kedudukan orang-orang yakin; lintasan hati; ahli hati, dan sifat hati; ragam ilmu dan keutamaannya; tentang ilmu makrifat; ilmu batin dan ilmu lahir; keutamaan ilmu iman dan ilmu yakin dibanding ilmu yang lain; dan tentang hakikat zuhud.
Rasulullah saw. Bersabda: “Barangsiapa yang ingin mengetahui kedudukannya di hadapan Allah, hendaklah ia melihat bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Tinggalkan perkara yang mengganggu hatimu, dan mintalah fatwa kepada hatimu, walaupun banyak orang yang memberikan fatwa!”
Maka siapkan hati anda! Jangan abaikan. Beri makan ia dengan makanan bergizi. Jangan biarkan ia hanya menjadi segumpal daging. Hiasi dengan keindahan amal, ilmu dan makrifatullah. Anda perlu membacanya sebagai nutrisi untuk hati. Karena makanan jiwa adalah ilmu. Dan jika amal ini dilakukan dengan ikhlas dan hati-hati, niscaya akan terbukalah pintu-pintu makrifat dan ilmu, dan hati akan disinari oleh Allah SWT.
Sekali lagi, inilah buku yang disebut-sebut dan diyakini bahkan oleh Al-ghazali sendiri sebagai sumber inspirasi dan bahan utama dalam menulis Kitab Ihya Ulumuddin yang terkenal itu.
Muhammad bin ali bin Athiyyah Al-Haritsi al-Makki, yang dikenal dengan Abu Thalib al-Makki, lahir di Makkah. Disana ia belajar kepada beberapa orang guru di bidang hadis dan ilmu tarekat, kemudian ia pindah ke bashrah, lalu ke Baghdad dan wafat disana pada 386H. Ia adalah seorang ulama yang banyak melakukan riyadhah (olah batin) dan mujahadah. Kono, selama bertahun-tahun ia tidak mengonsumsi makanan selain sayuran yang ditanamnya sendiri, sehingga kulitnya memucat.

Quantum Qalbu 1 (Qutul Qulub)



Quantum Qalbu (terjemahan qutul qulub)
Abu Thalib al Makki

Buku Pertama antara lain berisi: Ayat-ayat Alquran tentang orang salih; tata cara wirid; amalan siang dan malam; zikir dan doa setelah subuh; shalat sunnah fajar; keutamaan shalat siang dan malam hari; shalat witir dan keutamaan shalat malam; waktu-waktu mustajab dan shalat tasbih, tentang Alquran; seluk beluk shalat jumat; tentang puasa.
Rasulullah saw. Bersabda : “Barangsiapa yang ingin mengetahui kedudukannya di hadapan Allah, hendaklah ia melihat bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Tinggalkan perkara yang mengganggu hatimu, dan minta fatwalah kepada hatimu, walaupun banyak orang yang memberikan fatwa!”
Buku yang ada di tangan pembaca ini adalah karya terbesar dalam tasawuf yang-menurut seorang orientalis Jerman, Brockelmann- dipandang sebagai sumber utama yang digunakan Al-Ghazali dalam menulis kitab Ihya ‘Ulumiddin. Al-Ghazali, dalam bukunya Al-Munqidz Min adh-Dhalal, memberikan pernyataan yang mengakui hal ini. Buku ini merupakan kitab yang amat terkenal di kalangan para ulama dan memperoleh perhatian besar dari mereka, dan juga telah mengilhami banyak karya lain yang ditulis setelahnya. Anda wajib membaca sumber inspirasi Al-Ghazali ini sebagai nutrisi untuk hati.
Buku yang ada di tangan pembaca ini adalah satu-satunya terjemahan kitab tersebut dalam bahasa Indonesia!

Muhammad bin ali bin Athiyyah Al-Haritsi al-Makki, yang dikenal dengan Abu Thalib al-Makki, lahir di Makkah. Disana ia belajar kepada beberapa orang guru di bidang hadis dan ilmu tarekat, kemudian ia pindah ke bashrah, lalu ke Baghdad dan wafat disana pada 386H. Ia adalah seorang ulama yang banyak melakukan riyadhah (olah batin) dan mujahadah. Kono, selama bertahun-tahun ia tidak mengonsumsi makanan selain sayuran yang ditanamnya sendiri, sehingga kulitnya memucat.
 


Rabu, 14 Juni 2017

Tragedi Setan

Buku ini membahas peranan Iblis dalam sudut pandang psikologi sufi. Sebagaimana yang diperlihatkan oleh buku PETER AWN, Iblis akan terus menggoda atau setidak-tidaknya mengganggu manusia sehingga – sebagaimana Iqbal kemukakan setelah Goethe)- akan membentuk kegelisahan dalam hidup manusia yang tanpa itu perkembangan spiritual yang sebenarnya tidaklah akan terjadi. Iblis mampu membuat manusia menyadari beberapa tingkat pengalaman yang lebih dalam dan pada saat yang sama memberi suatu pandangan baru ke dalam masalah internal dari teologi dan juga sejarah agama, yaitu bagaimana menjelaskan peranan setan dan bagaimana menanggulanginya.

Penulis : Peter J.Awn
Penerbit : Optimus

Rabu, 26 April 2017

Awarif al Ma'arif (Puncak Pengetahuan Ahli Makrifat)

Awarif al Ma'arif (Puncak Pengetahuan Ahli Makrifat)
Penulis Syaikh Syihabuddin 'Umar SUHRAWARDI

Dalam periode tertentu sejarah islam, tasawuf pernah dituding sebagai salah satu penyebab kemunduran kaum muslim dalam berbagai bidang. Kemudian, dalam sebuah bidang kajian islam, tasawuf juga lebih sering disalahpahami ketimbang diapresiasi secara objektif dan profesional. Akhirnya, lahirlah berbagai silang pendapat yang mempersoalkan validitas dan otentisitas tasawuf. Padahal seperti dijelaskan Syyed Hosein Nasr, seorang pakar tasawuf kontemporer, secara bisa dijelaskan dengan ringkas bahwa esnsi tasawuf sesungguhnya adalah upaya untuk meneladani akhlak dan kehidupan Nabi Muhammad serta bertujuan meraih; pengetahuan hakiki (ma'rifah) tentang pesan ajaran sentral islam, yakni Kemahaesaan Allah ( Tawhid).

Karenanya dalam konteks ini, diperlukan pemahaman simpatik dan apresiatif tentang tasawuf yang benar-benar berasal dari berbagai sumber otentik. Untuk menyahuti imbauan dan memenuhi kebutuhan akan pemahaman seperti itu, relevansi kehadiran buku ini terasa amat penting artinya. Buku ini adalah sebuah terjemahan dari kitab tasawuf klasik terkenal karya seorang syaikh dan tokoh sufi terkemuka, Syihabuddin Umar ibn Muhammad Suhrawardi. Berbagai konsep dan pengertian dalam dunia tasawuf dibahas secara terinci dan dijelaskan langsung dari sumber dan otoritas tangan pertamadi bidangnya. Tidak berlebihan kiranya kalau buku ini disebut-sebut sebagai salah satu buku daras (text book ) klasik terbaik tentang tasawuf di dalam literatur islam.